Simak..!! 3 Kelompok Ini Berencana Gagalkan Pelantikan Jokowi

gagalkan pelantikan Jokowi

Topmetro.News – Ada saja pihak yang ingin bahkan berencana gagalkan pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI dua periode 20 Oktober mendatang. Setidaknya upaya gagalkan pelantikan Jokowi ini ‘diterawang’ Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Dia menilai Polri dan jajaran intelijen perlu mewaspadai manuver politik 3 kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai presiden periode kedua itu.

Gagalkan Pelantikan Jokowi Berkamuflase Demo Anarkis

Menurut Neta, manuver akan dikamuflase ketiga kelompok dengan aksi-aksi demo anarkis untuk menolak RUU KUHP, UU KPK hasil revisi dan sejumlah hal lain.

Mahasiswa dan Preman Diperalat

“Dari penelusuran IPW, kelompok-kelompok ini akan memperalat oknum mahasiswa dan kalangan preman dalam menggulirkan aksinya,” ujar Neta S Pane di Jakarta, Senin (7/10/2019).

Neta, seperti disiarkan JPNN, kemudian menjabarkan ketiga kelompok yang dimaksud. Yaitu, koalisi kelompok radikal keagamaan dan koalisi kelompok sekuler.

Kedua kelompok ini tidak puas dengan pemerintahan Jokowi karena kepentingan mereka tidak terakomodir. Kemudian, kelompok yang mencoba memainkan bargaining posisi dengan Jokowi.

“Meskipun IPW berkeyakinan manuver ketiga kelompok itu tidak akan menuai hasil, tetapi jajaran kepolisian tetap perlu mencermatinya,” ucap Neta seperti dilansir jaringan pemberitaan nasional itu.

Waspadai Agar Kekacauan tak Terjadi

Menurut Neta, kewaspadaan penting agar aksi-aksi yang dikamuflase ketiga kelompok ini tidak menimbulkan kekacauan dan kerusakan di ibu kota Jakarta.

Neta menambahkan, adanya aksi unjuk rasa di sejumlah kota di Papua yang berujung terjadinya kerusuhan sosial, beberapa waktu lalu, membuat konsentrasi Polri terbelah.

Begitu juga penempatan personel menjadi terbelah antara mengamankan Papua dan berkonsentrasi mengantisipasi keamanan situasi ibu kota Jakarta.

Pantau Kantong Radikalisme

Untuk itu, sambungnya, dalam mempersiapkan keamanan Jakarta saat pelantikan Jokowi sebagai presiden, Polri perlu meminta tambahan dukungan personil TNI dalam mengamankan objek vital.

“Selain itu, intelejen kepolisian perlu memantau kantong-kantong radikalisme di seputar Jabodetabek serta memburu penyandang dana aksi demo yang berniat menggagalkan upaya pelantikan Jokowi sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang,” katanya.

Neta menilai, tindakan persuasif, perepentif dan antisipatif yang tegas perlu dilakukan jajaran kepolisian jauh sebelum pelantikan presiden.

Jangan Biarkan Telur Jadi Naga

Menurutnya, aksi ‘jangan biarkan telur menjadi naga’ harus dilakukan Polri tanpa kompromi, masyarakat banyak pihak mungkin akan mengecam tindakan tegas itu.

“Polri jangan bergeming, sebab misi Polri mengamankan konstitusi dan mengamankan masyarakat luas dari kekacauan yang akan dilakukan kelompok radikal yang bersekutu dengan kelompok sakit hati,” katanya.

Neta menilai, Polri harus berani tegas demi menjaga keamanan masyarakat luas dan sikap tegas Polri itu pasti akan didukung masyarakat luas.

baca juga | KAPOLDASU CALON KAPOLRI, NIH 3 CALON KUAT LAINYA!

Seperti dilansir Topmetro.News sebelumnya Kapoldasu calon Kapolri. Orang nomor satu di Mapoldasu ini masuk bursa calon Kapolri. Begitu pun, masih ada 3 jenderal lainnya yang cukup diperhitungkan dan digadang-gadang calon kuat pengganti Jenderal Tito Karnavian itu.

Setidaknya itu dikatakan Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebutkan ada empat nama jenderal polisi yang masuk dalam bursa calon Kapolri menggantikan Jenderal Pol Tito Karnavian.

“Keempat calon kuat ini seluruhnya dari jenderal bintang dua (Irjen) dari berbagai angkatan Akademi Kepolisian,” kata Neta, Jumat (2/8/2019) silam.

Pertama, sebut Neta, Irjen Pol Agus Andriyanto yang kini menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara (Kapoldasu). Sosok pria perwira ini merupakan lulusan Akpol angkatan 1989.

Kedua, sambung Neta Irjen Pol Luki Hermawan (Kapolda Jawa Timur) yang merupakan lulusan Akpol angkatan 1987, seangkatan dengan Tito.

Ketuga, lanjut Neta lagi, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono yang kini menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya yang merupakan lulusan Akpol Angkatan 1988.

Terakhir, menurut Neta Irjen Pol Ahmad Dofiri yang kini menjabat sebagai Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), seorang lulusan terbaik (Adhi Makayasa) Akpol angkatan 1989.

reporter | jeremitaran

Related posts

Leave a Comment